Selasa, 27 Maret 2012

Keterbelengguan yang Memuliakan

Keterbelengguan yang Memuliakan
Oleh : Humaira’ Ali
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Qs.An-Nuur :31)
    Bumi memang semakin tua, keadaan zaman mulai kembali sedikit-demi sedikit ke masa kegelapan yang dulu pernah ada dimana belum adanya pencerahan dari kesempurnaan agama Islam.  Islam datang membawa kedamaian, keadilan, hikmah, kasih sayang dan memuliakan seorang wanita. Dahulu pada masa pra-Islam, wanita hanyalah sebuah aib yang memalukan, hanya sebagai alat pemuas nafsu lelaki yang tak berakal dan juga hanya untuk bahan taruhan. Setelah Islam datang, Islam membela wanita dan memuliakannya. Wanita dapat dengan mudah mendapat pahala dan Ridha Alloh jika ia mau berfikikir dan menjaga dirinya. Namun sebaliknya murka Alloh juga dapat dengan mudah menimpa wanita yang tidak mau berfikir.
    Aturan Islam dalam memuliakan wanita sangatlah indah jika kita menjalaninya dengan ikhlas demi menggapai ke-RidhaanNya. Namun para wanita dizaman yang mulai gelap ini menganggap aturan-aturan tersebut merupakan tekanan yang sangat membelenggu kiprahnya. Mereka menyatakan kesataraan gender dan emansipasi wanita sebagai dalih. Berbicara lantang dan sangat berani terhadap suami, tampil dalam tempat yang tidak bermanfaat, menduduki kursi kepemimpinan sedangkan masih banyak lelaki yang mampu memimpin, keluar rumah tanpa mahram dan sebagainya. Aturan syari’ah yang mereka anggap adalah suatu belenggu diterjang begitu saja tanpa berfikir positif. Nama islam hanya sebagai formalitas administrasi negara dan jilbab hanya sebagai identitas.
    Jika kita berfikir dan menelisik lebih jauh semua aturan syari’ah adalah demi menjaga para wanita. Sekian dari banyak aturan diantaranya ialah :
1.    Wanita dilarang keluar tanpa mahram karena dapat menimbulkan fitnah dan bahaya yang mengintai jika ia keluar sendirian.
2.    Wanita dilarang menampakkan perhiasan yang berlebihan karena itu merupakan kebiasaan orang kafir sebelum Islam dan secara logika dapat menimbulkan kejahatan di zaman sekarang.
3.    Islam memerintahkan wanita melalui Firman Alloh agar menutupkan kain kerudung kedadanya agar mudah dikenal dan tidak diganggu.
4.    Makruh hukumnya wanita memakai wangi-wangian pada saat keluar rumah dan dimana orang-orang disekitarnya mencium wangi yang melekat padanya. Hal ini dilarang karena dapat menimbulkan fitnah.
Sungguh semua aturan syariat tujuannya untuk menjaga kaum wanita dari fitnah-fitnah dunia yang semakin merajalela.
Islam sangat memuliakan wanita dimana wanita sangatlah dijaga dan dihormati. Seperti sabda Nabi Muhammad Saw., yang menyatakan bahwa : “ Surga berada dibwah telapak kaki ibu “. Selanjutnya Islam memerintahkan berbakti kepada kedua orang tua terlebih kepada Ibu dimana beliau menerima beban berat saat hamil, melahirkan, menyusui, mendidik, dan juga yang menuai kasih sayang. Dalam sabdanya Nabi saw., memerintahkan berbakti kepada Ibu dengan menyebut tiga kali kemudian barulah Ayah. Ditinjau dari situ tentulah wanita sangat dimuliakan karena Ibu merupakan wanita yang sangat mulia. Sayyidah ‘Aisyah juga menyatakan bahwa kemuliaan wanita yang beriman dan shalihah melebihi keindahan bidadari Surga. Wanita yang shalat akan tampil lebih cantik dan mengalahkan bidadari. Begitu juga wanita yang banyak beramal shaleh, amal-amalnya akan membuat dirinya semakin bertambah cantik di surga. Wanita-wanita shalihah dunia yang masuk surga akan menjadi ratu-ratu kecantikan di surga. Mereka lebih utama, lebih sempurna, lebih cantik daripada bidadari. Digambarkan oleh Rasulullah saw., wanita di dunia adalah pakaian luar yang menarik dan mempesona setiap orang yang melihat, sedangkan bidadari seperti selimut. Seperti sabda Rasulullah yang artinya “ Sesungguhnya keutamaan wanita dunia dibandingkan dengan bidadari seperti keutamaan pakaian luar dengan selimut. Kepada wanita dunia, Allah menyiapkan rumah mewah, kenikmatan yang berkelanjutan, memberikan suami yang mudan dan tampan selamanya, yang tidak pernah dilihat oleh mata sebelumnya.”
Dalam Islam juga menyatakan kesetaraan gender yang sering dipermasalahkan pada saat ini. Namun wanita memilki batasan-batasan tertentu demi kemaslahatannya dan untuk menjaganya. Seperti Firman Alloh dalam surat Al-Baqarah : 228

Artinya : “ Dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya[143]. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
 [143] Hal ini disebabkan karena suami bertanggung jawab terhadap keselamatan dan Kesejahteraan rumah tangga (Lihat surat An Nisaa' ayat 34).
Dari sinilah wanita diizinkan untuk berperan namun dengan syarat tetap menjaga peranannya sebagai wanita menurut aturan syari’ah. Wanita diizinkan dengan cara yang baik dan tidak melampaui batas yang dapat mengalahkan kedudukan pria.
Sungguh sebenarnya Islam tidak mengekang terlebih membelenggu para wanita. Islam sangat menjaga kehormatan wanita dan memuliakannya. Jika kita menaatinya maka Insya Allah Ridha Alloh senantiasa menyertai langkah kita, namun jika kita menerjangnya dan menganggap itu adalah keterbelengguan bisa jadi murka Alloh yang akan mendekati kita. Wanita dapat dengan mudah mendapat pahala dan juga dapat dengan mudah mendapat dosa. Semoga kita semua termasuk hamba Alloh yang beruntung yang senantiasa memegang teguh syariat tanpa menganggap aturan tersebut adalah keterbelengguan. Wallaahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar